• Musim Ini

    May 2024
    S M T W T F S
     1234
    567891011
    12131415161718
    19202122232425
    262728293031  
  • Pages

  • Tercatat

    • 1,658 klik
  • Mediator

Beberapa Pertanyaan tentang Cinta

jika cinta selayak bumi mengelilingi matahari,
maka ia berdua takkan pernah bertemu?
atau kehancuran yang terjadi?

tapi cinta menerbitkan siang malam
cinta menggulirkan gelap terang
cinta menumbuhkan musim-musim
dan cinta meniupkan kehidupan

apakah cinta bisa memilihkan antara keduanya?

apakah surga tercipta karena cinta?
cinta Sang Maharaja kepada hambaNya?
apakah bumi tercipta karena cinta?
cinta Adam kepada Hawa?

tapi neraka pun tercipta memungkiri surga
dan buah terlarang memungkiri cinta?
apakah perbedaan neraka dan surga dibatasi cinta?
lalu apakah perbedaan memungkiri cinta?

atau perbedaan melahirkan cinta?
cinta lelaki dan wanita?

jika jarak Yerusalem dan Mekkah adalah 765 mil
berapa jarak cinta antara keduanya?

apakah cinta antara dua pencinta adalah berjarak?

Pelepah-pelepah Pelangi

Seketika langit raya menarik selimut kelabunya. Menyamarkan paras dalam kegelisahan yang teramat pekat. Duka dalam dera bimbang meraja. Perih menyerang dari ujung benak sampai mata kaki. Kebimbangan yang membaur menjadi satu dengan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang terbang kesana kemari tanpa arah pasti. Berputar-putar mengelilingi bumi.

Lalu Sang Angkasa menangis sejadi-jadinya. Meruahkan beban menjulang lewat sudut-sudut matanya. Prahara tercipta. Anak-anak panah perak ia hempaskan ke muka jagat raya. Hujan badai taufan halilintar. Murka seangkuh-angkuhnya. Bumi porak-poranda. Bahasa naif yang terpendam lama tercurah. Berharap kekacauan yang ada tunjukkan arah.

Perlahan prahara mereda. Badai menghentikan amarahnya. Cukup sudah kebimbangan resah. Melagukan satu tembang dengan nada terserah.

Dan tercipta pelangi. Dengan pelepah-pelepahnya yang berwarna-warni. Mejikuhibiniu yang kiaskan arti. Bahwa beda bukan berarti tersekat mantera. Tegaskan dinding baja yang tebalnya selayak dogma. Bahwa pelangi hadir dalam beda yang nyata. Di batas pandang cakrawala, tempat langit dan bumi bertemu untuk bercerita. Tentang nada-nada yang tak sama. Tapi indah untuk didendangkan dalam suka dan duka.

Pelepah-pelepah pelangi ilhamkan pengertian pada semesta ini. Semestinya tak terjadi pertikaian lagi.

Dan entahlah…Kiranya Sang Langit masih mencoba untuk mengerti…

Rima Tiga Asa

kelopak kenanga itu jatuh ke segara
terbawa entah kemana
menari-nari melewatkan masa
menanti-nanti paras muara

sesekali singgah menjenguk bibir tepi air
menyeru nafas lapangkan fikir
melepas pelepah-pelepah getir
seraya berharap jangan berakhir

aku tahu pengandaian ini semu
tapi sajakku berujar lain waktu
gradasi antara hitam, putih dan kelabu
gemakan kepastian aku dan dirimu

segala ini risalah… pencarian jiwa resah…
tentang rindu dan amarah… dinaung nyanyian kisah…

(ds)